Sejak 3 tahun lalu, keinginan untuk berangkat ke tanah suci, sudah sangat mendesak sehingga saya sering menangis sendiri, mohon kepada Allah agar diberi jalan dan kemudahan untuk mengunjungi baitulah
Alhamdulilah, pada bulan haji tahun 2008 yang baru lalu, saya dan suami berkesempatan menjadi tamu Allah untuk melaksanakan kewajiban kami menunaikan ibadah haji
Kami berangkat dengan bimbingan haji Tazakka, tanggal 2 Desember pagi, naik pesawat Garuda, direct flight Jakarta-Jeddah.
Di pesawat dalam perjalanan menuju Jeddah, tak lama setelah melewati miqat,dan berniat umroh, saya terus beristighfar dan berdzikir, air mata tak henti2 mengalir, ketakutan melanda apakah Allah akan mengijinkan saya menapaki tanah suci? Lebih dari 40 tahun saya sia-siakan hidup saya yang seharusnya untuk beribadah, dengan perbuatan yang mubazir.
Tapi saya berprasangka baik kepada Allah, Dia yang mengundang saya, Dia yang memberi saya rizqi untuk membayar ONH Plus dengan fasilitas luar biasa, Dia yang memberi saya kesempatan bertobat, tidak mungkin dia menolak saya saat saya telah mengucapkan "LA BAIK ALLAHUMA LABAIK", Aku datang memenuhi panggilanMu, ya Allah. Saya tersenyum, terus berdzikir, dan sesekali mengusap airmata kebahagiaan atas berkah dan rahmat Allah yang begitu besar kepada saya.
Begitu pesawat mendarat, saya setengah berlari menuruni tangga dan langsung sujud syukur di permukaan aspal di samping tangga pesawat. Tidak terlukiskan kebahagiaan saya, sedikit lagi saya akan tiba di baitullah.
Setelah melewati imigrasi, mengambil kopor dan istirahat sejenak, kami naik bus yang disediakan pemerintah Saudi, menuju Aziziah, Mekkah, tempat pondokan kami sebelum hari Arafah.
Mendekati tengah malam, dengan bus, kami berangkat ke Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh yang pertama.
Saya masih tidak percaya, kami sudah begitu dekat dengan Masjidil Haram, sepanjang perjalanan kami mengumandangkan talbiyah, LABAIK ALLOHUMA LABAIK.
No comments:
Post a Comment