TINDAKAN KEMOTERAPI
Tanggal 14 Mei, aku baru lepas spuit dibantu dr.Walta, sp.B.onk. karena dr. Samuel sedang cuti. Hari itu hasil PA (patologi anatomi) dari potongan jaringan kanker yang diambil dari tubuhku sudah keluar. Hasilnya sisa jaringan di dadaku sudah tidak ditemukan sel ganas, artinya sudah bersih, Alhamdulillah. . . .
Tapi sungguh mengejutkan, dari 9 kelenjar getah bening yang diambil dokter untuk biopsi, 8 dinyatakan positif mengandung sel ganas serupa yang sebelumnya ada di jaringan payudaraku.
Aku terhenyak, Inna lilahi wa inna ilaihi rojiun, hanya itu yang bisa aku bisikkan. Jadi setelah dioperasi, tubuhku dinyatakan bebas dari kanker payudara, tapi diduga ada sel ganas yang menyebar ke kelenjar getah bening. Aku minta penjelasan dr. Walta mengenai kondisiku. Beliau menjelaskan, sebenarnya dari hasil biopsi, cukup dengan adanya 1 sel positif mengandung sel ganas, tindakannya adalah kemoterapi.
Tapi karena aku memiliki 8 sel positif dari 9 KGB (kelenjar getah bening) yang diangkat, kemoterapinya mungkin dengan obat yang paling keras.
”Apa yang harus saya lakukan, dok?” aku terdengar seperti orang putus asa. Dokter Walta menenangkan, katanya manusia berusaha, Tuhan yang menentukan kesembuhan seseorang. Pengobatan hanya ikhtiar.
Karena kemoterapi sangat berat, sakit, dan sangat tidak menyenangkan. Kita memerlukan pertolongan Allah untuk menghadapinya.
dokter menyarankan saat obat kemo masuk ke pembuluh darah, tanamkan di otak inilah jalan yang ditentukan Allah untuk kesembuhan, berdoalah seiring aliran obat menyebar ke seluruh tubuh, Insya Allah, pengobatan ini akan mengantar kita ke kesembuhan.
Alhamdulillah, aku diberi kekuatan untuk mempersiapkan diriku melalui tahap ini.
Satu hal yang ditekankan oleh dokter adalah positif thinking, tidak boleh stress, menjalankan segala sesuatu dengan ringan. Aku coba menjalankan nasehat dokter.
Tanggal 18 Mei 2009, dr.Samuel membuka jahitan bekas operasi, beliau memastikan tindakan kemoterapi yang harus aku jalani. Aku dirujuk ke dr.spesialis penyakit dalam untuk menjalani pengobatan kemoterapi. Sebelum kemo, aku melakukan pemeriksaan lab lengkap dengan mengumpulkan urine 24 jam, dan periksa ekg jantung untuk memastikan kondisiku siap menjalani kemoterapi.
Tanggal 20 Mei 2009, aku konsul dr.Noorwaty,spD.Khom untuk pertama kali, melihat kondisiku, dokter Noor menjadwalkan aku 6x kemo dengan jarak 3 minggu, memakai obat Taxotere.
Ternyata Taxotere harganya sangat mahal. Harga obatnya saja Rp.12 juta untuk satu kali kemo belum biaya kamar dan obat2an lainnya. Dokter memperkirakan, untuk 6 x kemoterapi total harga obat kemo, obat2an pendukung, serta harga kamar, akan dibutuhkan dana sekitar 90 jutaan.
Aku kemukakan keadaanku, meskipun pengobatan diganti kantor suamiku, tapi ada batas maksimum yang akan dicover. Aku juga punya asuransi kesehatan, tapi hanya mengganti biaya kamar Rp.500.000,- per hari. Totalnya masih jauh dari 90 juta. Jadi atas saran Dewi, temanku sesama penderita kanker, aku minta obat generik yang mutunya sama dengan taxotere, tapi bukan obat paten, sehingga jatuhnya bisa lebih murah.
Tanggal 28 Mei 2009, aku masuk RS Dharmais untuk menjalani kemoterapi yang pertama.
Karena obat kemo sangat keras, maka ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Sebelum obat kemo masuk, aku disuntik obat anti alergi, obat anti mual dan cairan infus lain.
Obat kemo baru dimasukkan melalui infus (intra vena) satu jam kemudian. Obat kemo dibagi dalam 3 tahap, Setelah obat kemo tahap 1 di kantung infus habis, diselingi dengan cairan infus untuk membilas, kemudian baru infus obat kemo tahap dua, diselingi dengan caitan infus untuk membilas, lalu obat kemo tahap ketiga, terakhir cairan infus untuk membantu penyerapan obat kemo.
Seluruh proses kemoterapi yang aku jalani makan waktu tidak kurang dari 12 jam.
Aku mulai disuntik obat anti alergi dan anti mual jam 4 sore, cairan kemo mulai masuk jam 6 sore, selesai jam 6 pagi keesokkan harinya. Setelah itu aku masih diinfus dengan cairan elektrolit sampai jarum infus dicabut jam 10 pagi.
Kalau dibandingkan dengan tindakan bedah yang aku jalani, terapi dengan obat kemo ini sungguh berat. Cairan yang masuk lewat lengan kananku kadang terasa dingin seperti air es, kadang nggremet sehingga ingin kugaruk tapi aku tahan.
Aku mengalihkan semua rasa tidak enak dan tidak nyaman dengan dzikir. ”Subhanallah, Walhamdulillah, wala ilaha ilallah hu Allahu Akbar”, sampai kantuk membuatku terlelap.
Dokter sudah memperingatkan aku tentang efek samping kemo yang tidak menyenangkan seperti : mual, muntah, lemas,ruam di sekujur tubuh, kuku dan kulit menghitam, otot-otot kaku, sariawan, lidah kebal, sulit menelan, nyeri, gatal-gatal karena alergi, rambut rontok sampai ke akarnya, gusi ngilu serta banyak lagi perasaan tidak nyaman lainnya.
Tapi karena daya tahan tiap orang berbeda-beda, ada yang mual dan muntah langsung setelah obat kemo masuk, ada yang baru merasa mual sesudah pulang ke rumah setelah kemoterapi, bahkan ada yang sudah mual sejak tiba di RS padahal baru akan menjalani kemoterapi keesokkan harinya.
Jadi pikiran kita benar-benar mempengaruhi kesiapan kita menjalani terapi.
Always think positif, itu akan banyak membantu.
Some people think about the problem
Some people think about solution
Orang yang mempunyai cara pandang negatif, cenderung fokus pada masalahMereka berpikir : mengapa ini bisa terjadi, mengapa saya yang sakit, mengapa saya yang kena musibah dan bukan orang lain, dan sebagainya..
Sedangkan orang dengan cara pandang positif lebih memikirkan tentang solusiatau jalan keluar. Mereka berpikir, faktanya saya sakit, berarti saya harus berobat, saya harus berjuang, saya pasti bisa sembuh, dengan ijin Allah.
Saya ingin berbagi, bagaimana cara saya menghadapi efek kemoterapi yang luar biasa ini.
Pertama, doa & dzikir yang tak putus. Ini sangat membantu saat saya merasa tidak nyaman luar biasa, saya merasa Allah bersama saya pada saat2 berat itu.
Kedua, berpikir positif, Allah mengijinkan saya sakit, karena ingin menghapus dosa2 saya yang lalu. Allah berjanji, bila saya sabar dan ikhlas menerima cobaan dari Nya. Insya Allah dosa saya diampuni. Seperti teman saya sarankan, berbaik sangkalah kepada Allah… jadi saya percaya Allah memberi cobaan ini semata-mata karena sayangNya pada umatNya yang satu ini.
Ketiga, jalani hidup normal, biasa saja. Jangan memikirkan hal2 kecil yang bisa membuat kita stress.
(BERSAMBUNG)
No comments:
Post a Comment